New Life Community

Tinggal dalam Tuhan berarti kita melepaskan pembenaran diri sendiri, bergantung pada diri sendiri, dan rancangan diri. Pemangkasan dan perm bersihkan dari Tuhan membantu kita terus berbuah lepas dari ketiga hal diatas.

Hidup kita ditentukan apa yang kita kasihi, karena waktu dan tenaga kita terbatas, kita perlu memilih apa yang kita kejar dan kasihi. Yesus memberikan prinsip ini ketika berkata bahwa siapa yang mau mengikut Dia harus membenci atau mengasihi keluarganya lebih sedikit daripada Dia.

Yesus mengajarkan kita untuk tidak mengambil hak pembalasan, dan bahkan menunjukkan bahwa kelemahlembutan adalah bukti kekuatan. Dari Simson, Esau, dan Yunus Kita mengerti bahwa banyak masalah bisa datang tetapi Tuhan mau kita me respon dengan benar

Yesus bukan mengajarkan kita anti kemapanan, melalui interaksinya dengan seorang muda yang kaya, Yesus mengajarkan kita mencari pertobatan sejati saat kita mencari Tuhan. Kita harus selalu berdoa dan berjaga jaga untuk setiap sikap hati kita yang memerlukan pertobatan.

Yesus mengatakan bahwa Dia adalah Jalan dan kebenaran dan Hidup. Perkataan ini keras dan sulit diterima baik di masa itu maupun di masa sekarang. Sebagai orang percaya kita perlu memahami bahwa Yesus mengundang dan mati untuk semua orang dan dia mengundang kita masuk bersekutu denganNya.

Sebagai orang percaya kita cenderung hitung hitungan dalem mengikut Tuhan. Kita tidak dapat memenangkan perjalanan kita bersama Tuhan tapi masih menggunakan lensa dan fokus dunia dalam melihat situasi dan sesama kita.

Yesus menyampaikan sejumlah teguran keras kepada orang Farisi dan ahli taurat. Yesus menegur mereka karena mereka berusaha menunjukkan dan mengedepankan praktik dan perbuatan baik tetapi mereka tidak pernah berurusan dengan hati dan keinginan mereka yang bengkok.

Hidup lebih dari pemenang dapat diterjemahkan kedalam berbagai aspek dunia seperti kekayaan, pengaruh, rasa aman, dan kekuasaan. Kita tidak dapat mencari kemenangan dengan definisi yang sama dengan definisi dunia. Standar kemenangan kita perlu diletakkan pada apa yang Yesus perkatakan dan janjikan.

Tuhan sudah memberikan kita kekekalan. Sayangnya ini yang seringkali kita remehkan sebagai orang percaya. Jika kita memberikan seluruh hidup kita yang singkat ini untuk Tuhan, ini tidak akan sebanding dengan apa yang Tuhan berikan kepada kita.

Untuk hidup berkemenangan kita perlu memahami desain Allah untuk pertandingan yang kita jalani. Kita tidak bisa hidup menang dengan mengikuti aturan dan nilai dunia yang sering kali berbeda dengan nilai Kerajaan Allah.

Perspektif kita menentukan kehidupan kita. Bagaimana perspektif kita tentang Allah dan perspektif kita mengenai diri sendiri menentukan apa yang kita alami dan bagaimana kita mengalami hidup.

Situasi tidak bisa kita kendalikan, namun perspektif kita menentukan apakah kita hidup berkemenangan. Melalui Yusuf kita dapat mengerti didalam kesukaran, kegagalan dan bahkan kesuksesan, ada perspektif Allah yang perlu kita terapkan untuk bisa terus hidup menang.

Tuhan mencari pria yang mau berdiri dihadapanNya dan memnuhi desain dan panggilanNya. Namun Adam memilih untuk bersembunyi. Kita melihat dalam beberapa kesempatan Tuhan tidak menemukan pria yang mau berdiri bukan untuk kepentingan dan kesenangan diri sendiri.

Sebagian besar waktu hidup kita di undakan untuk bekerja, untuk itu ada panggilan khusus yang Tuhan berikan pada setiap kita melalui pekerjaan kita. Pekerjaan yang dipercayakan pada setiap kita hendaknya menjadi tempat kita melayani Tuhan setiap hari.

Kita sering terjebak dengan hal hal di masa lalu dan di masa depan. Hal tersebut membuat kita tidak dapat hidup dengan bebas sesuai kehendak Tuhan. Dengan hidup utuh dalam semua aspek hidup kita, kita dapat menjadi versi terbaik yang Tuhan desain.

Tuhan menciptakan kita dengan ide dan rancangan besar, namun seringkali kita mencoba mencari dan memaksakan rencana kita seniri. Dari surat Paulus kepada jemaat di Efesus kita belajar bahwa kita harus menjadi pengikut Krisus yang utuh dan berintegritas. 

Kita sering berperang dan lari dari dosa, tetapi jika kita tidak mengerti prinsip dosa, seringkali kita mendapati menang dari dosa satu tapi kalah dengan dosa di area lainnya.

Untuk dapat mengasihi dengan baik, kita perlu mengerti bahwa definisi mengasihi yang sejati datang dari Tuhan. Untuk itu didalam hubungan kita dengan pasangan kita akan perlu belajar untuk terus mengasihi secara intensional, termasuk setelah kita masuk dalam pernikahan.

Membangun batasan dalam hubungan adalah prinsip yang fundamental, tapi seringkali kita langgar. Menjalankan hubungan tanpa batasan biasanya membawa memperlambat kita memenuhi panggilan kita atau membawa kita kepada kekecewaan yang tidak perlu. Dari Yesus kita belajar untuk memelihara setiap circle hubungan kita dengan sehat, dengan memiliki hikmat untuk mengasihi setiap orang dengan tepat, namun menjaga akses yang kita berikan kepada orang orang di sekitar kita. 

Belajar dari Ruth dan Naomi, ada banyak pelajaran mengenai mengasihi dan ketaatan yang sudah jarang kita temukan. Ada prinsip prinsip dalam mengasihi orang lain yang Tuhan ajarkan melalui kisah dan keputusan yang mereka lakukan.